musim rambutan telah tiba. Disepanjang jalan
raya maupun jalan sempit nampak kios-kios yang menjajakan buah yang satu ini.
Dari beragam warna dan beragam ukuran. Begitu pun ketika memasuki pemukiman
warga disekitar Wisma Albirru. Buah yang satu ini tak ketinggalan menghiasi
halaman rumah warga. Ada yang berwarna
merah terang, kuning bahkan yang masih hijaupun juga ada. Semarak sekali.
Sungguh menggiurkan untuk memetiknya.
Mengapa kalian berbeda???
ada yang bertanya bagaimana dengan
rumah biru kami??? Tentu saja Albirru kami juga dihiasi buah yang satu ini.
Tepatnya di kebun sebelah rumah biru kami. Disini ada beberapa pohon rambutan
dengan berbagai jenis (mungkin cuma 2 jenis.. hehe). Yaitu jenis manis dan
jenis manis sekali walaupun masih hijau. Tapi tentu saja buah rambutan di kebun
kami berbeda jauh dengan rambutan-rambutan lain yang ada di kompleks perumahan
sini. Ada yang mau perbedaannya?? Ok saya jelaskan, Perbedaannya adalah....
jika rambutan-rambutan di rumah warga ” bergelantungan” dengan berbagai warna
dan ukuran, rambutan di wisma birru kami hanya terdiri dari satu warna, yaitu
hijau tua. Dan ukurannya jauh lebih “imut” dari rambutan kebanyakan. Bingung???
Jadi kesimpulannya adalah rambutan di Albirru mengalami keterlambatan dalam
pertumbuhannya. sehingga di saat rambutan lain sudah mulai berbentuk bulat
sempurna dan sudah siap dikonsumsi, rambutan di kebun kami bahkan baru mulai
menanmpakkan bakal buah yang terlalu imut ukurannya. Untuk masalah ini kami
belum jelas alasannya. Tapi yang pasti kami senang walaupun rambutan kami
berbeda ^_^
Hanya satu harapan kami
kami tak pernah bersedih hati. Karena seperti
kata pepatah bahwa semua akan indah pada waktunya. Seperti rambutan kami yang
akan matang pada masanya. Hehee. Kami menanti dan terus menanti. Setiap membuka
gerbang tak lupa kami melirik ke arah buah rambutan. Tapi ada yang aneh dengan
apa yang kami pandang. Dihadapan kami nampak “segerombol” buah rambutan yang besar-besar
dan berwarna merah cerah. Wuuhhh sangat menggiurkan. Tapi sudah aku katakan ada
yang aneh dengan pandangan kami, ternyata itu adalah buah rambutan milik Pak
TNI yang rumahnya tepat berada di depan rumah kami. Haha... hopeless rasanya.
Di dalam hati kami hanya bisa membatin,
“ Cepat lah besar rambutan ku sayang”
Sambil memandang iba pada rambutan imut yang
bergoyang-goyang di sisi pagar halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar