Libur
telah tiba... libur telah tiba...
horeee.... horeee... horeeee.....
horeee.... horeee... horeeee.....
Bahagia.
Itulah kata yang pas untuk menggambarkan suasana hati mereka. Ujian akhir
semester sudah dilalui, nilai pun telah keluar. Sekarang saatnya untuk relaksasi.
Mengendurkan urat-urat syaraf yang sekian lama telah bekerja keras selama satu
semester ini. Ya walaupun mereka bukan anak sekolah lagi.
Tapi,
waiiittt...
Sepertinya
kebahagiaan itu tak bertahan lama kawan. Setidaknya untuk saat ini. Benarkah???
Wajah-wajah
sumringah itu tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi layaknya kapas saat ujung
mata mereka melirik secarik kertas persegi panjang yang tertempel dengan
indahnya pada dinding samping tempat tidur mereka. Manik mereka tertuju pada
satu angka yang tertera pada kertas itu. angka 5. Ya angka 5 adalah yang
menjadi target manik mereka. Dan kertas persegi panjang yang menjadi objek
adalah kalender pendidikan yang didapat dari tempat mereka belajar.
Fiiuuufff... Satu hembusan napas lega keluar dengan begitu lembut. Serasa ada kelegaan luar biasa yang mereka rasakan. “Untung bukan hari ini”. Ya. Tanggal 5 memang bukan hari ini, karena hari ini adalah tanggal 4. Seketika itu juga mata mereka membulat sempurna. Kalau hari ini adalah tanggal 4, berarti tanggal 5 itu adalah besok kan???kembali mereka merasa sesak nafas mendadak. Jangankan untuk bernafas, untuk mengembalikan kesadaran mereka ke alam nyata saja sangat sulit rasanya.
Jadi
ada apa dengan tanggal 5???
Sebenarnya
tidak ada yang special dengan tanggal 5. Hanya saja pada tanggal itu mereka
harus merancang dan mendesain serta merencanakan jadwal untuk kelangsungan
hidup mereka satu semester ke depan. Ada yang tau event apa itu?? Yaps... benar
sekali. Mereka harus mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) untuk semester
berikutnya. Lalu ada masalah apa dengan pengisian KRS? Masalahnya terlalu
kompleks untuk dijabarkan disini. Bisa-bisa memakan waktu berhari-hari untuk
menjelaskannya. Tapi yang pasti hari pengisian KRS itu menjadi “momok” yang
cukup menakutkan bagi para mahasiswa yang ada di sini.
Dimulai
dari malam sebelum hari H pengisian KRS. Menjelang tidur mereka sudah
mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk ‘Pertempuran’ esok hari.
Laptop, modem, charger laptop, biskuit, susu, kopi (ehh yang terakhir tidak
semua mempersiapkan.. hehe). Selanjutnya mereka akan tidur sejenak untuk
selanjutnya akan terbangun di tengah malam. Untuk apa??? Untuk Sholat malam
tentunya, hehe. Percaya atau tidak, mereka yang hendak mengisi KRS ini tidak
jarang yang menjadi lebih dekat kepada Allah (satu-satunya efek positif
KRS-an). Karena mereka merasa pengisian KRS ini adalah salah satu ujian yang
harus mereka hadapi hari ini (lebay). Selain memohon untuk diberikan kemudahan
dalam pengisian mereka juga memohon diberikan kesabaran ekstra untuk hari ini.
Selanjutnya mereka akan mencoba untuk start pertarungan mereka. Di tengah
malam. Ya di tengah malam. Tepat pukul 00.00 WIB. Tidak ada siapapun yang tahu
pasti kapan sistem pengisian KRS akan siap digunakan. Di jadwal hanya ada
tanggal pengisian yaitu tanggal 5, jadi kalau pukul 00.00 WIB berarti sudah
masuk tanggal 5 dong, begitu pikir mereka.
Kemudian
jika beberapa menit berjalan dan sistem belum menunjukkan tanda-tanda
kehidupan, mereka akan terlelap lagi dengan sendirinya hingga waktu sholat
shubuh tiba. Disini efek positif KRS muncul lagi. Jika biasanya
mahasiswa-mahasiswi itu akan bobok cantik lagi setelah sholat shubuh maka untuk
hari ini mereka akan dengan sukarela menajamkan mata mereka dan mulai fokus
lagi pada benda persegi panjang yang ada tonjolan berlampu di salah satu
sisinya (modem maksudnya) ketimbang kembali bergelung dengan selimut hangat
mereka. Karena ini menyangkut keberlangsungan kehidupan kuliah mereka. Mulai
pada saat ini perang benar-benar akan dimulai. Perang mengisi KRS.
Untuk
yang satu ini saya akan setuju dengan usulan-usulan rekan-rekan saya ini yang
meminta adanya kebijakan baru tentang tata cara pengisian KRS. Karena sistem
dalam pengisian KRS bisa diibaratkan sebagai perang saudara. Bagaimana tidak.
Bayangkan saja ada ratusan bahkan ribuan orang yang akan membuka satu situs
yang sama pada saat yang bersamaan pula. Ribuan mahasiswa pada saat yang
bersamaan akan membuka situs yang sama pada laptop mereka. Bisa dibayangkan?
(dibayangkan sendiri ya.. ^^)
Mungkin
ada yang membantah bahwa tidak semua mahasiswa akan mengisi KRS pada saat itu
juga. Mungkin masih banyak yang lain yang lebih santai. Ok.. Untuk sementara
kita lupakan mahasiswa dari fakultas dan jurusan lain yang mungkin lebih santai
dalam pengisian KRS. Kita fokus pada mereka saja disini. Mereka yang notabene
adalah mahasiswa di salah satu jurusan yang memiliki anggota terbanyak. Kalau
dihitung mungkin bisa mendekati angka seribu orang lah. Hahh... saya sudah
tidak sanggup membayangkan karena saya juga menjadi salah satu aktor yang
merasakannya. Jadi kami disini kami berharap semoga ada kebijakan baru yang
dibuat untuk menangani masalah KRS-an ini.
Dan
Ketika waktunya telah benar-benar tiba untuk mengisi, si server ini tidak dapat
terbuka sama sekali. Hanya memuat terus tanpa memperlihatkan halaman situs.
Berulang kali klik dan beruang kali macet. Berkali-kali trial dan berkali-kali
pula error. Jadilah seharian itu mereka berkutat di depan laptop yang hanya
memperlihatkan halaman kosong tanpa ada hasil sedikit pun. Jikapun ada yang
beruntung dapat mengisi itupun dapat dihitung dengan jari. Ada juga yang sudah
dapat mengisi tapi baru separuk dari MK yang harus diambil. Dan yang paling
banyak adalah mereka yang belum dapat mengisi sama sekali dan harus menunggu
lagi dalam jangka waktu yang tidak diketahui kapan. Benar-benar melatih
kesabaran ):
Terlepas
dari sisi negatif dan positif pengisian KRS dan terlepas dari bagaimana ribet
dan rusuhnya pengisian KRS, pelaksanaan KRS-an selalu memberikan kenangan indah
dan lucu yang membekas di hati dan mungkin dapat menjadi salah satu cerita yang
menarik bagi anak cucu kelak dikemudian hari. ):
Tidak ada komentar:
Posting Komentar